Cari Blog Ini

Translate

Rabu, 14 Mei 2014

BREAKING NEWS

Rabu, 14/05/2014 10:46 WIB
Pacaran di Flyover Dibacok
Polisi: Kami Sudah Usir Orang yang Pacaran di Flyover Tapi Tetap Bandel
Edward Febriyatri Kusuma - detikNews
Halaman 1 dari 2
Pacaran di Flyover Dibacok
Jakarta - Ari Winata (21) tewas dibacok saat sedang pacaran di pinggir flyover Pasar Rebo, Jakarta Timur. Polisi mengatakan sudah sering menertibkan muda-mudi yang pacaran di jalan layang ini namun mereka tetap bandel.

"Setiap sore sebenarnya sudah kami usir-usirin mereka dari situ. Begitu dijaga petugas mereka enggak ada, begitu petugas tidak ada mereka berkumpul lagi di situ," kata Kapolsek Ciracas Kompol Suwanda kepada detikcom, Rabu (14/5/2014).
Suwanda mengatakan, menurut UU Lalu Lintas pengendara tidak boleh berhenti di flyover, apalagi sampai parkir di kawasan ini. "Tapi faktanya masyarakat sulit dibilangi, padahal sudah ada larangan tapi tetap saja dilakukan," sesalnya.
Setiap malam flyover Pasar Rebo memang selalu ramai oleh muda-mudi yang berpacaran. Suasana bertambah ramai bila memasuki malam Minggu. Pasangan ini biasanya berjajar di atas flyover itu sambil memandangi mobil-mobil yang melintas di jalan tol yang ada di bawahnya.
Ari dibacok dua pria yang belum diketahui identitasnya di depan mata teman wanita yang mengaku sebagai kekasihnya pada Senin (13/4/2014) pukul 03.45 WIB. Polisi sudah memeriksa wanita bernama SM itu.
"Keterangan dari saksi sendiri, mereka tengah melintas di lokasi dan berhenti di jembatan untuk menikmati pemandangan. Jembatan itu sering digunakan muda-mudi untuk pacaran," ujar Suwanda kemarin.
Tidak lama kemudian, sepasang muda-mudi itu didatangi dua pemuda dengan sepeda motor Yamaha Mio dan Honda Vario. Kedua pemuda itu awalnya menanyakan tempat tinggal korban, begitu dijawab, tanpa basa-basi salah satu pelaku langsung mengayunkan senjata tajamnya"Begitu ditanya tempat tinggal, korban ini bilang dirinya tinggal di Pekayon, selanjutnya pelaku yang menggunakan Honda Vario langsung membacok paha kanan bagian dalam korban," tutur Suwanda.
Setelah melukai Ari, pelaku juga meminta harta benda berupa handphone dan uang yang dimiliki korban. Lantaran korban tak memberikan harta bendanya, pelaku kembali membacok korban.
"Korban kembali dibacok ke arah leher namun korban berusaha menangkis hingga mengenai tangan kanan. Saksi teman wanita histeris melihat korban bersimbah darah, kedua pelaku langsung melarikan diri," ujar Suwanda.
Ketika itu kondisi jalan itu tengah sepi, tak satu pun ada pengendara motor lain yang melintas. Kurang lebih hingga setengah jam pelaku bersimbah darah di lokasi kejadian.
"Saksi bilang kira-kira hampir setengah jam kemudian ada pengendara motor yang melintas, korban langsung dilarikan ke rumah sakit tetapi keburu meninggal dunia. Saat ini kasus masih dalam proses penyelidikan, kami dibantu pihak Polres Jakarta Timur," ungkap Suwanda

Senin, 28 April 2014

MINGGU,27,APRIL,2014

SCORPIO CLUB INDONESIA (SCI) TOURING GABUNGAN WITH PASTI (PAGUYUBAN SCORPIO TIMUR)






Minggu, 20 April 2014

ANIVERSARY SEDULUR SCORPIO


HAPPY ANNIVERSARY 9TH SCORPIO ADVENTURE BANDUNG

HAPPY ANNIVERSARY 3TH ScORPIO RIDER'S INDONESIA

HAPPY ANNIVERSARY 5TH SCORPIO LAMPUNG CLUB

CELOTEAN KU

KEMACETAN JAKARTA TAKAN ILANG KALO
-JALAN NYA KAGAK DIPERLEBAR DAN DITAMBAH
-ANGKUTAN PUBLIKNYA KAGAK DIBENAHI
-PARKIR LIARNYA KAGAK DIATASI
-PEDAGANG KAKI LIMA NYA KAGAK DIRELOKASI

BUKAN SALAH RODA DUA MASUK JALAN PROTOKOL BUKAN SALAH RODA EMPAT MASUK JALAN ALTERNATIFE.

MOBIL BIKIN MACET MOTOR BIKIN SEMRAWUT KAYA SEMUT KALO CUMA RODA DUA LANTAS ANGKOT YG NGETEM SEMBARANGAN, MOBIL PRIBADI YG PARKIR DIBAHU JALAN DIANGGAP APA.

MTOR BAYAR PAJAK PAKAI UANG
MOBIL BAYR PAJAK PAKAI UANG
GAK ADA YG BAYAR PAJAKNYA NYICIL

YANG MEMBEDAKAN HANYALAH. RODA DUA HARUS SIAP PANAS KEPANASAN HUJAN KEUJANAN SEDANGKAN YG DUDUK DI RODA EMPAT DENGAN SENANGNYA DUDUK DIATAS JOK YG EMPUK DENGAN HEMBUSAN AC YG SEJUK DI IRINGI LANTUNAN MUSIK DANGDUT

Minggu, 13 April 2014

BIKERS TOLAK RENCANA WAGUB

(DP) – Sejumlah bikers ikut angkat bicara mengenai rencana Pemerintah DKI Jakarta yang akan melarang sepedamotor masuk di beberapa ruas jalan. Ide yang dikeluarkan oleh Wakil Gubernur Basuki Tjahaja itu bertujuan untuk mengurai kemacetan di Jl Rasuna Said, Jl Gatot Soebroto, Jl Jendral Sudirman dan Monas – Kota Tua.
“Kami menolak rencana aturan itu, cara yang dilakukan oleh Pemerintah Jakarta untuk mengurai kemacetan bagi kami tidak tepat, karena penyebab kemacetan di Jakarta itu bukan hanya disebabkan oleh sepedamotor. Tapi kenapa hanya sepedamotor yang dijadikan objek untuk mengurai kemacetan Jakarta?” komentar Fuad Rahman, Ketua Asosiasi Honda Jakarta (AHJ).
“Selain itu, jika dibandingkan secara ukuran, panjang 4 sepedamotor sama dengan 1 mobil. Nah, sekarang lihat saja jika jam-jam sibuk di area tadi, ruas jalan 3 jalur itu semuanya diisi oleh mobil. Sepedamotor hanya menepati satu jalur, paling kiri,” sebut Misael Tambunan, ketua Forbiddent (Fino Retro Bikers Independent) Jakarta.
Menurut Tias Setiadi, Wakil Ketua Byonic Jakarta Barat, ada baiknya Pemerintah Jakarta mengkaji ulang rencana aturan tersebut sehingga para biker tidak merasa dirugikan. “Boleh ada aturan itu, tapi yang adil, contohnya fasilitas umum ditingkatkan. Atau jamnya berlakunya diatur, jadi tidak selamanya sepedamotor tidak boleh masuk ke area itu.”
Sementara itu, Pemerintah DKI Jakarta kabarnya akan menyediakan sejumlah lahan parkir. Sehingga para pesepedamotor yang ingin masuk ke area-area tersebut bisa menggunakan bus tingkat yang tidak dikenakan biaya sementara sepedamotor mereka diparkir di lokasi-lokasi yang disediakan dengan tarif Rp 1000/jam dan maksimal Rp 5000.
“Aturan itu harus ada jam-jam berlakunya, kalau begitu kami masih bisa menerima. Tapi, kalau zona itu tidak boleh sama sekali dilewati oleh sepedamotor jelas kami akan menolak. Itu diskrimaniasi sekali. Para pemilik sepedamotor juga punya hak yang sama, karena kami bayar pajak,” beber Achobule Patauri, dedengkot klub Yamaha Fino.
Jika memang aturan itu harus diberlakukan, ada solusi yang diberikan oleh para biker ini. Pertama, harus ada jam-jam berlakunya. Kedua, Pemerintah bisa memberlakukan Road Pricing, di mana para biker membayar jika ingin masuk ke ruas-ruas jalan tersebut.
“Hal itu ditujukan untuk para biker yang bekerja sebagai kurir, delivery makanan contohnya. Sehingga mereka tetap bisa bekerja. Nah, biaya tarif untuk masuk ke zona pelarangan itu bisa dibebankan kepada pelanggan. Ini fair menurut saya, jika pada kendaraan roda-empat ada aturan 3-in-1, maka pada sepedamotor ada aturan zona pelarangan dengan jam-jam berlakunya diatur dan jika ada pengendara yang memang harus masuk ke zona itu maka dia harus bayar,” tutup Achobule.
Bagaimana? [dp/Hml]